Tuesday, December 19, 2006

RESTU KIAI SEPUH (Maria M Bhoernomo)

Republika, Minggu, 10 Desember 2006

RESTU KIAI SEPUH
Cerpen Maria M Bhoernomo

PEMILIHAN Gubernur masih dua tahun lagi. Tapi sejak Lebaran lalu rumah Kiai Sepuh sering dikunjungi tokoh-tokoh politik. Mereka datang untuk mendapatkan restu sang kiai untuk meraih kemenangan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Kiai Sepuh tak bisa menolak permintaan mereka. Lagi pula, berdoa dan memberi restu kepada siapa saja tidak akan membuat sang kiai rugi atau bangkrut. Bahkan, doa restunya sering dihargai dengan sejumlah uang dalam amplop yang diletakkan para tamu di atas meja ruang tamu.
Hanya saja masalah politik sering memaksa sang kiai untuk bersikap mendua. Misalnya, kiai bisa saja sama-sama mendoakan dan merestui dua rombongan tamunya yang berlawanan secara politik. Karena itu, kiai sering merasa bersalah jika diminta mendoakan dan merestui mereka yang berlaga dalam ranah politik.
Kiai Sepuh juga sering membayangkan, betapa doa dan restunya akan bertarung seperti ayam jago, jika telah diberikan kepada dua tokoh politik yang saling memperebutkan kemenangan politiknya. Lucu, dan konyol. Tapi apa boleh buat, sang kiai tidak bisa menolak siapa saja yang datang meminta doa dan restunya untuk keperluan yang jelas-jelas tidak haram.
Sebaliknya, sang kiai akan menolak tegas jika diminta untuk mendoakan dan merestui perbuatan haram. Misalnya, ketika judi togel masih marak, seorang pedagang yang sedang bangkrut datang meminta nomor. Jika nomor yang dimintanya keluar, dan dia memperoleh banyak uang, sang kiai akan diberi bagian 50 persen.
''Berjudi itu haram!'' tegas Kiai Sepuh kepada pedagang itu.Lalu, pedagang itu pamit pulang. Dan, setibanya di rumah, ucapan Kiai Sepuh segera diramal. Cara meramalnya sembarangan. Jumlah aksara kata-kata yang diucapkan sang kiai dihitung, lalu jam berapa pada saat sang kiai mengucapkannya. Jadilah sederet nomor, lalu dipasang, dan ternyata keluar.
Dengan membawa sekantong uang hasil kemenangannya memasang nomor togel, pedagang itu datang lagi menghadap Kiai Sepuh.
''Maaf, Kiai. Saya datang memenuhi janji. Saya telah menang togel, dan ini bagian Kyai. Saya mohon Kiai bersedia menerimanya,'' ujar pedagang itu sambil meletakkan sekantong uang di atas meja.
Kiai Sepuh menolak tegas pemberian itu, ''Itu uang haram. Aku tidak mau menerimanya.''
Pedagang itu kemudian pamit pulang dengan tersipu-sipu. Dan, setibanya di rumah, ucapan Kiai Sepuh yang menolak sekantong uang itu diramal lagi. Dan, lagi-lagi hasil, ramalannya jitu. Kembali ia mendapatkan banyak uang. Tapi, ia tidak berani menghadap sang kiai lagi. Dan, karena pedagang itu merasa kagum kepada Kiai Sepuh, lalu menceritakan kekagumannya itu kepada banyak orang.
Akibatnya, banyak orang kemudian mencoba datang menghadap Kiai Sepuh dengan tujuan mendapatkan kesuksesan yang diidam-idamkan. Ada yang ingin usahanya sukses. Ada yang ingin segera mendapatkan jodoh. Ada yang ingin sembuh dari penyakit yang dideritanya. Ada yang ingin menjadi kepala desa, naik jabatan, ada pula yang ingin punya keturunan.
Kiai Sepuh semakin populer. Semakin banyak orang datang dari berbagai daerah untuk meminta doa dan restunya. Siang malam Kiai Sepuh menghabiskan waktunya untuk menerima tamu. Tugasnya mengajar di pesantren yang dipimpinnya sering terlupakan. Tugas itu kemudian diserahkan kepada santri senior.
''Menurut ajaran agama, kita harus menghormati tamu,'' ujar Kiai Sepuh ketika istrinya mengingatkannya untuk menunaikan tugasnya mengajar para santri.
''Sebaiknya waktu Kiai dibagi-bagi. Misalnya, pada jam sekian menerima tamu, pada jam sekian mengajar santri-santri. Tanpa dibagi, seluruh waktu bisa habis untuk menerima tamu,'' saran istrinya.
Kiai Sepuh tersenyum. Istrinya benar-benar bijaksana. Saran itu menyimpan maksud agar waktunya juga dibagi untuk istrinya. Sejak banyak tamu berdatangan siang dan malam, memang istrinya sering tidak diperhatikan. Padahal, istrinya masih muda, baru berumur 35 tahun. Istrinya tentu membutuhkan perhatian dan kehangatan kasih sayangnya.
Lalu Kiai Sepuh membatasi jam berkunjung untuk tamu. Di pintu pagar, dipasang papan pengumuman bahwa Kyai hanya menerima tamu pada siang sehabis lohor sampai sore. Sepanjang pagi sang kiai mengajar santri-santri, malamnya bercengkerama dengan istri.
Tapi, rupanya papan pengumuman itu percuma saja. Para tamu tetap berdatangan sepanjang hari. Mereka rela antre di luar pagar, di sepanjang jalan. Mobil dan sepeda motor diparkir berderet-deret. Warung-warung tenda bermunculan untuk melayani anteran para tamu yang datang dari jauh.
Kiai Sepuh dan istrinya tidak tega melihat banyak tamu yang antre di luar pagar dan di sepanjang jalan. Lalu papan pengumuman itu dibuang. Biarlah seluruh waktunya habis untuk menerima tamu. Dan karena usianya sudah tua, Kiai Sepuh jatuh sakit. Sekujur tubuhnya lumpuh. Anehnya, meskipun sakit, sang kiai tetap didatangi banyak tamu yang meminta doa restu untuk berbagai keperluan.
Sambil berbaring lunglai, Kiai Sepuh berdoa dan merestui tamu-tamunya. Dan, mungkin karena mulutnya terlalu capek, akhirnya sang kiai menderita bisu. Tak ada suara yang keluar ketika sedang berdoa dan merestui tamu-tamunya. Dan mungkin karena matanya juga terlalu lelah, akhirnya sang kiai selalu terpejam seperti sedang tidur.
Namun, meskipun Kiai Sepuh selalu tampak tidur nyenyak, banyak tamu tetap berdatangan meminta doa dan restunya. Mereka merasa lega jika sudah bisa melihat sosok sang kiai yang terbaring lunglai dengan mata terpejam di kamarnya yang selalu terbuka lebar-lebar siang dan malam itu.
Dan, mungkin karena tidak bisa benar-benar tidur nyenyak, karena sepanjang waktu selalu mendengar ucapan salam dari mulut tamu-tamu yang datang, Kiai Sepuh akhirnya meninggal dunia.
Sesuai dengan wasiatnya, jenazah Kiai Sepuh dimakamkan di halaman rumahnya.
Kematian Kiai Sepuh ternyata tidak membuat sepi rumahnya. Justru sejak wafat, rumah dan makam sang kiai semakin ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah. Banyak yang datang untuk berdoa sambil menangis meminta macam-macam keperluan pribadi.
Menurut cerita dari mulut ke mulut, semasa hidupnya Kiai Sepuh telah berhasil mendoakan orang-orang penting yang sekarang menjadi menteri, gubernur, bupati, pejabat-pejabat tinggi, dan pengusaha-pengusaha besar. Konon, mereka pernah datang meminta doa dan restu sang kiai.
Cerita dari mulut ke mulut itu benar-benar dipercaya banyak orang. Kecuali orang yang punya keyakinan bahwa nasib manusia sudah tersurat sejak ruhnya ditiup ke dalam tubuhnya ketika masih berupa janin di dalam rahim ibu.
Menjelang masa kampanye Pilkada, ada rombongan pengurus partai politik datang ke makam sang kiai. Mereka kemudian menemui istri dan anak-anak Kiai Sepuh di rumahnya.
''Kami berencana memugar makam Kiai Sepuh,'' ujar pimpinan rombongan. ''Bentuk kompleks bangunan makam Kiai nantinya akan seperti kompleks makam Nabi di Madinah. Seluruh dananya akan ditanggung Pemda Provinsi.''
Istri dan anak-anak sang Kiai menolak rencana pemugaran itu. Alasannya, mereka tidak ingin melihat banyak orang menangis meratap-ratap ketika berziarah di makam Kiai Sepuh. Selain itu, mereka tidak ingin makam sang Kiai berbau politik. Sebab, bisa saja makam Kiai Sepuh akan dipugar lagi dan dipugar lagi untuk kepentingan politik.
Di tengah masyarakat, rencana pemugaran makam Kiai Sepuh menjadi gunjingan. Ada yang pro dan ada yang kontra. Yang pro berdalih bahwa sebaiknya makam Kiai Sepuh memang dipugar agar lebih nyaman bagi peziarah. ''Sebaiknya memang dipugar sebaik-baiknya. Kalau perlu dilengkapi penginapan, kantin dan pertokoan.''
Yang kontra berdalih bahwa makam Kiai Sepuh tidak perlu dipugar dengan dana yang diambil dari kas negara. ''Lagi pula, di jaman modern ini tidak relevan lagi uang negara digunakan untuk memugar sebuah makam, karena masih sangat banyak rakyat yang tidak punya rumah. Lebih baik uang negara digunakan untuk membangun rumah sederhana untuk rakyat.''Griya Pena Kudus, 2006

1 Comments:

Blogger Unknown said...

Puji tuhan beta ucapkan terimakasih kepada TUHAN YESUS dan beta sekeluarga sangat berterim akasih banyak kepada AKI SANTOJOYO atas bantuannya beta bisa menang togel dan nomor gaib yang diberikan AKI bener-bener dijamin tembus 100%..hinga beta saat sekaran ini kehidupan beta jauh lebih baik dari sebelumnya. semua hutang2 beta sudah pada lunas ,,!!! jika anda mau bukti bukan rekayasa silahkan hubungi AKI SANTOJOYO di 085 211 599 919 atau kunjungi webnya di http://bocorantogelonline99.blogspot.com

8:01 PM  

Post a Comment

<< Home